Selasa, 10 Juli 2012

Meraih Kemuliaan Dengan Istiqomah

Semua orang pasti menginginkan sebuah kesuksesan baik dunia maupun akhirat, namun semua itu tak akan didapat dengan berpangku tangan menunggu takdir Allah. Sebab sebuah kesuksesan tak akan kita dapatkan dengan sekejap mata, melainkan harus dengan usaha dan berdo'a secara bertahap dan terus menerus tanpa mengenal putus asa.Hal ini biasa disebt dengan istiqomah.

Banyak peribahasa Arab yang menjelaskan tentang keunggulan orang yang ber-istiqomah, diantaranya yang termasyhur adalah:

"Istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah."


Karomah, adalah sebuah keistimewaan yang diberikan Allah kepada para Auliya'. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa seorang yang ber-istiqomah itu lebih baik dari waliyullah yang memiliki seribu karomah. Mungkin ini alasan kenapa para salafusshaleh selalu ber-istiqomah dalam semua aktifitasnya.

Allah juga memerintahkan kita untuk ber-istiqomah sebagaimana firman-Nya yang artinya:

"Katakanlah: 'Aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah (ber-istiqomah-lah) pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya'" (QS. Fushilat : 6)

Disamping itu, Allah juga menjanjikan sebuah kenikmatan bagi orang-orang yang ber-istiqomah, yakni surga, sebagaimana firman Allah dalam surat Fushilat ayat 30 yang artinya,

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (ber-istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, 'Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan bergembiralah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada mereka.'"


Selanjutnya, seseorang yang ber-istiqomah akan selalu mendapat perlindungan Allah dari bahaya. Dikisahkan bahwa seorang wanita yang senantiasa ber-istiqomah membaca basmalah ketika akan melakukan semua pekerjaannya, wanita itu memiliki suami yang suka berjudi, minum minuman keras, dsb. Pada suatu hari suaminya kehabisan uang sehingga ia tak bisa berjudi dan minum minuman keras seperti biasanya. Kemudian ia membuka lemari istrinya dan mengambil perhiasan yang ia berikan kepada istrinya dulu. Selang beberapa hari sang suami berpura-pura menanyakan perhiasan yang dulu ia berikan kepada istrinya, dalam benaknya ia ingin menyalahkan istrinya karena perhiasan itu hilang. Namun, berkat pertolongan Allah SWT, ketika istrinya lemarinya seraya berkata, "Bismillahirrahmanirrahim," mas kawin yang telah diambil ternyata masih tertata rapi dalam lemari itu. Suaminya pun terkejut. malihat itu semua, ia akhirnya bertobat dan mengakuti kesalahannya.

Rasulullah juga menegaskan keunggulan istiqomah dalam sebuah hadits yang artinya,

"Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian ber-istiqomah-lah." (HR. Muslim)

Namun, pada era modern ini mungkinkah kita ber-istiqomah? Padahal banyak pengamat yang menyatakan bahwa modern ditandai dengan perubahan yang direncanakan.

Artinya jika dulu sebuah perubahan adalah hal yang luar biasa dan istiqomah adalah sesuatu yang biasa tapi sekarang istiqomah menjadi hal yang luar biasa dan perubahan adalah hal biasa. jadi istiqomah yang kita lakukan saat ini adalah merupakan perilaku yang luar biasa dan tidak semua orang bisa melakukannya.

Salah satu ulama juga menegaskan keunggulan dari istiqomah dalam fatwanya, "Derajatmu tergantung dari istiqomahmu." Menurut beliau, kita bisa menilai derajat seseorang dari kekuatan istiqomah-nya. Ketika ada seseorang yang sanggup ber-istiqomah diantara padatnya aktifitasnya maka ia lebih baik derajatnya dibandingkan dengan orang yang tak mampu ber-istiqomah.

Ketika kita ingin memiliki sebuah ke-istiqomah-an, hendaknya kita senantiasa bertahap dalam beramal. Ketika menjalankan suatu ibadah, kita hendaknya memulai dari yang kecil namun rutin. Bahkan sifat jika dipandang perlu harus bersifat sedikit dipaksakan. Sehingga akan terwujud sebuah amalan rutin meski sedikit. Kerutinan inilah yang insya Allah menjadi cikal bakal istiqomah. Seperti dalam bertilawah Al-Qur'an, qiyamul lail, dll hendaknya dimulai dari sedikit demi sedikit kemudian ditingkatkan menjadi lebih banyak.

Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar